Friday, November 12, 2010

Ternyata Pemuda Palestina di Balik Blog Hina Nabi

Seorang blogger misterius mengguncang dunia Arab dengan mengklaim bahwa ia adalah Tuhan dan melancarkan hinaan pada junjungan umat muslim, Nabi Muhammad.

Dalam beberapa tahun, pria yang sama juga diduga memposting argumen atheis di blog berbahasa Arab dan Inggris. Blog bahasa Arabnya sudah dikunjungi lebih dari 70.000 pengunjung, kebanyakan dari negara-negara Arab.

Tak hanya itu, ia juga diduga memiliki tiga grup di Facebook yang secara sarkastik jadi ajang pendeklarasian diri sebagai Tuhan. Dengan memalsukan ayat Al Quran, ia juga memerintahkan pengikutnya untuk mengganja.

Apa yang dilakukannya menuai hujatan dan kemarahan umat beragama, khususnya umat muslim. Sampai akhirnya aparat bertindak dan menguak identitas blogger kurang ajar ini.

Dan hasilnya, benar-benar di luar dugaan. Blogger misterius ini ternyata adalah seorang tukang cukur pemalu yang tinggal di Tepi Barat, wilayah kekuasaan Palestina. 

Ini tentu saja mengejutkan penduduk Qalqiliya, mereka benar-benar tak menyangka Walid Husayin (26) adalah pelakunya. Tak diperkirakan, putra seorang cendekiawan muslim, ini ternyata memiliki kehidupan ganda.

Padahal, Husayin dikenal sebagai pemuda pendiam yang rajin salat Jumat berjamaah. Ia bekerja di tempat cukur rambut milik sang ayah.

Penyelidikan aparat membuka aktivitas yang dilakukan Husayin di waktu luangnya: memposting pendapat yang anti-religi di internet.

Atas perbuatannya, Husayin  telah ditahan dan terancam hidup di balik terali besi seumur hidup. Bahkan, beberapa orang menuntut ia dihukum mati.

"Ia harus dihukum di depan publik, untuk jadi pembelajaran bagi lainnya," kata Abdul-Latif Dahoud (35) penduduk Qalqiliya.

Saat beraksi, ia menggunakan nama samaran dalam blog dan laman facebook-nya. Suatu hari ulahnya diketahui sang ibu yang langsung memutus sambungan internet di rumahnya.

Husayin lantas beralih ke warung internet (warnet) -- kesalahan besar yang membuatnya tertangkap. Pemilik warnet, Ahmed Abu-Asal mengaku curiga dengan polah  pemuda yang biasa menghabiskan  waktu 7 jam per hari di komputer paling pojok.

Namun, yang paling terluka atas penangkapan ini adalah keluarganya. Dengan hati hancur, sang ayah meminta media menjauhi pemberitaan soal anaknya, agar keluarganya tak merasa malu.

Dua sepupunya mengungkapkan, Husayin menderita depresi karena tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

Mereka -- yang tak mau namanya disebutkan -- mengaku ibu Husayin pasrah anaknya dihukum seumur hidup -- demi kehormatan keluarga dan yang lebih utama, untuk melindungi pemuda itu dari aksi main hakim sendiri.

• VIVAnews

No comments:

Post a Comment