Sunday, December 19, 2010

Pembelaan Diri Para Pecandu Rokok

Dear Dad and Kokier semua.....
Saya yakin, semua pasti udah tahu yang namanya rokok, kan? Ada beberapa jenis rokok, seprti rokok kretek, rokok filter, rokok putih, rokok mild dan bukan mild.
Produk berbahan utama tembakau dan cengkih serta racikan lainnya yang dikemas menjadi batangan-batangan ini begitu menggugah selera para pecandunya. Ada perasaan rileks, nyaman, dan tenang saat menghisap rokok, begitu pendapat orang-orang yang tak bisa lepas dari rokok. Pokoknya, dari bangun tidur sampai menjelang tidur, rokok bisa menjadi teman setia.
Sahabat KoKi semua…
Saya tidak munafik, saya juga merokok hehehehe… Hanya, kebiasaan merokok saya sesuai situasi dan kondisi. Misalnya, saat memancing, camping, kumpul-kumpul sama teman atau ditawarin teman, ya, saya ambil. Namun sekedar dinyalain terus dihembus-hembus gitu saja. Setelah nyala rokok hampir padam, baru dihisap lagi. Setelah sampai rumah, ya, normal-normal saja.
Ada banyak alasan yang disampaikan terkait rokok. Mereka merokok karena mulut terasa asem-kecut, kurang konsentrasi, pusing (padahal nggak koq…), dan berbagai macam alasan lain.
Untuk urusan merokok, Pemerintah DKI Jakarta sudah mengeluarkan perda. Intinya, masyarakat dilarang merokok di ruang publik. Bahkan, MUI juga menyampaikan fatwa haram tentang merokok yang sempat menimbulkan pro dan kontra. Di dalam Undang-undang Kesehatan pun sudah ada pasal-pasal yang berkaitan dengan rokok (Oom Gab….tolong saya di bantu ya jika ada yang nanya soal pasal-pasalnya…atau dikoreksi ya jika ada yang salah).
Rokok memang berbahaya bagi kesehatan. Di sisi lain, rokok dan tembakau memberikan kontribusi paling besar dalam penerimaan cukai. Besarnya mencapai 90 persen dari seluruh penerimaan cukai selama semester pertama tahun ini (2010).
Sahabat KoKi Semua…
Saya sering bertanya kepada teman-teman saya tentang kebiasaan merokok ini. Melalui interview sederhana, saya memberikan pertanyaan seputar alasan mereka merokok. Jawaban mereka cukup bervariasi dan terkadang mengundang tawa. Berikut beberapa jawaban mereka.
  1. Rokok itu obat cerdas. Jika pikiran sedang buntu saat harus membuat tugas, dengan merokok membuat pikiran jadi lebih fresh dan nyaman. Teman ini seorang pengajar di sebuah perguruan tinggi plus seorang aktivis hehehehehhe…. Asyik juga, ya. Ga perlu vitamin, ga perlu makanan bergizi, cukup dengan belajar dan latihan plus rokok jadilah kita manusia cerdas.
  2. Tidak merokok sama saja seperti boker (Buang Air Besar) ga dicuci wkwkwkwk…. Ini sih jawaban yang seru dari teman yang bekerja di bagian proyek. Dulu, ia mahasiswa jurusan teknik sipil.
  3. Tidak merokok sama saja seperti dipukul orang Cina tapi ga membalas wkwkwkwkkwkw….. Alasan yang “parah” karena mengandung racism terhadap suatu golongan. Ini dikemukakan oleh teman bagian proyek juga.
  4. Merokok sebagai sumber inspirasi. Ini alasan yang cukup unik dari seorang teman. “Saya menghabiskan sekitar Rp 20 ribu per hari untuk membeli rokok, namun, saya bisa mendapatkan berjuta-juta rupiah dari ide-ide yang muncul,” kata teman yang seorang pengajar. Ia sering terlibat dalam proyek pendampingan masyarakat ke desa-desa untuk konsultasi publik.
  5. Merokok itu obat panjang umur. Waduuhhhh, ini pendapat paling ekstrim, deh. Teman yang mengemukakan alasan ini mencontohkan teman atau saudaranya meninggal akibat tidak merokok. Teman ini berprofesi pedagang. Apa hubungannya, ya? Tambah bingung, deh, saya.
  6. Meringankan beban pengangguran karena banyak karyawan yang bekerja dipabrik rokok. Pemerintah bakal terbantu mengatasi pengangguran. Bayangkan saja, jika pabrik rokok ditutup bakal banyak pengangguran sehingga tugas pemerintah lebih berat. Busyet deh! Alasannya sampe sebegitunya. Ini dikemukakan teman, seorang karyawan honorer di salah satu dinas pemerintahan kota Palangka Raya.

Sahabat KoKi Semua…
Sebenarnya, merokok itu kebiasaan buruk (Tolong KoKiers yang dokter bisa melanjutkan tulisan ini dengan perspektif kesehatan). Banyak penyakit yang diakibatkan oleh rokok, terutama sistem pernafasan. Banyak riset kesehatan yang melaporkan jumlah orang meninggal akibat rokok setiap tahunnya.
Pemerintah pun mewajibkan produsen rokok untuk memberikan peringatan bahaya merokok di setiap kemasan rokok. Peringatan yang berbunyi “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN” ternyata tidak cukup ampuh untuk mengurangi orang yang kecanduan rokok.
Kabar terbaru menyebutkan, ada usulan agar di kemasan rokok dipasang foto-foto dampak kebiasaan merokok. Saya pernah melihat kotak rokok merek Marlboro dari Filiphina yang menyertakan gambar paru-paru manusia yang rusak akibat merokok.

Pemerintah sebenarnya masih menghargai para perokok dengan menyediakan bilik khusus perokok di ruang publik. Misalnya, di bandara Soekarno Hatta di keberangkatan domestik ada bilik khusus perokok.
Di desa-desa di Kalimantan Tengah, hal lumrah melihat anak-anak atau pun orang tua juga perempuan merokok bahkan nenek-nenek. Alasan utamanya adalah mengusir nyamuk karena saat di ladang atau pun kebun karet, nyamuk sangat banyak saat mereka sedang menyadap. Wuiiihhh.... padahal obat anti nyamuk sudah banyak beredar dan praktis. Bisa jadi, ini karena contoh keseharian di lingkungannya. Jadi, mereka meniru kebiasaan merokok saat menyadap.
Ada kalanya, setiap individu merokok karena telah “menetapkan” dirinya menjadi pecandu rokok. Misalnya, setelah makan harus merokok apalagi setelah menyantap makanan pedas, merokok sebagai teman minum paling enak, simbol pergaulan yang keren karena bisa menawarkan rokok ketika bertemu orang yang baru dikenal. Padahal nawarin permen atau Euro, kan, lebih keren hehehehehe.....
Sahabat sejati KoKi semua...
Permasalahan kebiasaan merokok ternyata juga memberi dampak sosial. Ada suami yang kehabisan uang lalu minta ke istri. Karena kebetulan istri juga tidak mempunyai uang, maka muncullah KDRT. Perhatikan juga seorang abang becak. Penghasilannya yang tidak terlalu banyak, bahkan sering kurang, tetapi untuk membeli rokok pasti selalu ada. Ironis sekali, bukan?
Tuhan memanng selaliu memberik rejeki. Namun, sampai perlukan berlaku demikian hanya untuk membela kebiasaan merokok? Semoga, tulisan ini bisa memberi hal yang berarti buat sahabat KoKi semua dengan melihat berbagi macam peristiwa di sekitar kita...

Sumber : http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/6/2135/pembelaan_diri_para_pecandu_rokok

No comments:

Post a Comment