Friday, October 8, 2010

Rupiah Seperti Mata Uang Sampah?

VIVAnews - Anda bisa membayangkan sebutan apa yang tepat untuk angka Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang sebesar Rp1.000.000.000.000.000. Apakah seribu triliun rupiah, atau satu kuadriliun?

Tapi sepertinya di Indonesia kata kuadriliun tidak pernah dipakai. Pejabat maupun masyarakat lebih sering menyebut seribu triliun, meski penyebutan ini tidak sesuai kaidah.

Analis valuta asing Farial Anwar mengatakan bahwa rupiah saat ini sudah terlalu besar. Karena itu, wacana penyederhanaan nominal rupiah atau redenominasi yang dilontarkan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dinilai positif.

Farial mengatakan, bila nominal rupiah telah dipotong diharapkan penyebutan yang seperti itu tidak menjadi masalah. APBN Indonesia hanya berkisar triliunan rupiah saja.
"Saat ini rupiah sudah seperti mata uang 'sampah'  karena pecahannya sudah terlalu besar," kata Farial saat berbincang dengan VIVAnews, Kamis 5 Agustus 2010.
Bayangkan, uang pecahan  terbesar Indonesia yakni Rp100 ribu merupakan uang pecahan terbesar kedua di dunia, setelah dong Vietnam yang memiliki pecahan 500 ribu. Posisi ini tidak memperhitungkan dolar Zimbabwe, yang pernah mencetak lembaran 100 miliar.

Selain susah dalam penyebutan, Farial mengatakan, mata uang yang terlalu besar juga akan menyusahkan dalam pembukuan. "Bagaimana menghitung uang ribuan triliun APBN, saya rasa tidak akan mampu masuk kalkulator," katanya.

Demikian juga dengan laba perusahaan-perusahaan besar yang mencapai triliunan rupiah. "Lalu, pinjaman perbankan yang mencapai Rp1 triliun, saya rasa ini terlalu besar nominalnya," ujar dia.

Karena itu, Bank Indonesia dinilai tepat berencana menyunat tiga digit nominal uang yang ada saat ini. Selain mudah menyebutnya, dia mengatakan, redenominasi juga membuat rupiah berada pada nilai tukar yang normal, tidak terlalu volatile seperti sekarang. "Kalau dipotong tiga digit, pergerakan rupiah hanya pada angka di belakang koma. Ini kan jadi terlihat lebih wajar," ujar dia.

Redenominasi adalah penyederhanaan penyebutan satuan harga maupun nilai mata uang. Maksudnya, pecahan mata uang disederhanakan tanpa mengurangi nilai dari uang. Nilai mata uang tetap sama meski angka nolnya berkurang. Misalnya, Rp1.000 menjadi Rp1, sedangkan Rp1 juta menjadi Rp1.000.

No comments:

Post a Comment