Tuesday, September 28, 2010

Perkembangan Ekonomi Indonesia Sangat Pesat




Berbeda dengan perekonomian negara-negara maju di dunia yang diterpa krisis, perekonomian Indonesia terus berkembang pesat. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,2 persen di kwartal kedua tahun 2010 . Angka pertumbuhan tersebut merupakan yang tercepat sejak krisis ekonomi global dua tahun lalu.
Demikian hasil Laporan Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia terbaru yang diluncurkan oleh Bank Dunia, Selasa ( 28/9/2010 ) dalam acara Indonesia Economic Quarterly: Looking Forward di Gedung The Energy SCBD, Jakarta. 
Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengubah fokus kebijakan ke arah pertumbuhan jangka panjang, yakni lewat kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung investasi dengan lebih baik serta mencapai hasil sosial yang lebih kuat bagi seluruh warga Indonesia. "Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan sebesar 7 persen pada tahun 2014 . Hal itu bisa dicapai dengan investasi lebih besar pada infrastruktur, pengembangan keterampilan dan peningkatan produktivitas," sebut Bank Dunia dalam Laporan Triwulan Ekonomi Indonesia. 
Masuknya arus modal yang kuat dari luar negeri menandai pulihnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia. Selama bulan Juni dan Agustus 2010, arus modal terhitung sebesar 7,3 miliar dollar AS masuk ke Indonesia. "Dengan arus modal ini diharapkan bisa membantu potensi pertumbuhan Indonesia, serta mendukung perbaikan taraf hidup seluruh penduduk," kata Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia, Enrique Blanco Armas.
Agustus 2010 lalu tingkat inflasi Indonesia berhasil kembali ke rata-rata lampau. Padahal, sempat terjadi sedikit gejolak antara Juni dan Agustus akibat pangan yang terkena dampak musim kemarau dengan curah hujan tinggi. Musim kemarau yang tak lazim ini mempengaruhi harga pangan, terutama rempah-rempah dan harga beras.
Menurut Enrique, tingginya harga beras lokal dibandingkan harga internasional memang cukup mengganggu ekonomi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah. Sebab, sebagian besar belanja keluarga adalah untuk makanan. "Gangguan itu tak perlu dirisaukan karena hanya sementara," ujarnya.
Ke depan, Bank Dunia berharap pemerintah Indonesia mampu menghadapi tekanan inflasi dan menjaga kestabilan arus modal. "Melihat ke masa depan, tantangan kebijakan untuk jangka waktu pendek adalah bagaimana kita dapat menanggapi tekanan inflasi sembari memastikan arus capital inflow yang lebih stabil dan berkelanjutan," jelas Enrique (kompas.com)

No comments:

Post a Comment