"Walaupun sudah nenek-nenek, saya enggak kalah dengan laki-laki (muda) dalam menerbangkan layangan," kata Kite Festival Organizer dari Art Kite Indonesia, Liannawati, kepada detikbandung di Kampung Gajah, Minggu (10/10/2010).
Sejak usia 4 tahun, Liannawati sudah gemar bermain layang-layang. Selama beberapa tahun, ia menekuni hobinya tersebut hingga akhirnya sempat berhenti.
Namun sekitar tahun 1992, gairahnya pada layangan kembali tumbuh. Di situlah, ia kembali bergeliat dengan dunia layang-layang. Bahkan, sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri sudah diraihnya.
"Dari 1992 sampai sekarang, saya terus menggeluti dunia layangan," ujarnya.
Nenek kelahiran 1959 itu kemudian membentuk Art Kite Indonesia yang merupakan komunitas pencinta layang-layang. Melalui komunitasnya itu pula, Liannawati sering pergi ke luar negeri untuk mengikuti lomba.
"Suami dan tiga anak saya mendukung hobi ini," ungkapnya.
Sementara, hasil kreasi Liannawati yang dibantu beberapa anggota komunitasnya, mampu bersaing di kancah festival layangan di kancah internasional.
"Saya biasanya yang ngasih ide. Kalau yang membuat layangan dan desainnya, itu ada orangnya lagi. Biasanya kita kerja bareng bareng untuk mendapatkan hasil yang bagus," paparnya.
Hingga saat ini, ia dan anggota komunitasnya masih aktif mengikuti berbagai turnamen layangan. Penghargaan pun sudah tak terhitung. "Jumlah penghargaan yang saya dan komunitas ini terima sudah enggak kehitung. Lebih dari 100 penghargaan dari dalam dan luar negeri," terangnya.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya antara lain the best art, the best flying, dan lain-lain. Penghargaan yang diterimanya misal berasal dari Korea, China, Malaysia, Eropa, dan lain sebagainya. (Detik.com)
No comments:
Post a Comment